ikon-program-pokok-gki-pengadilan-bogor

Minggu, 6 Desember 2020

BERANI BERUBAH?

Tantangan dalam tahun 2020 ini adalah beranikah kita berubah? Kita harus meninggalkan kebiasaan lama untuk berkumpul, bebas berbicara dalam jarak yang berdekatan dengan siapa saja, bahkan kebiasaan yang tidak terlalu memperhatikan kebersihan dan kesehatan. Tentu ini tidak mudah, apalagi kita sebagai makhluk sosial. Dengan bertujuan untuk kebaikan diri sendiri maupun juga orang-orang di sekitar kita, kita harus mau mengambil langkah perubahan secara fisik berupa pembatasan pertemuan maupun jarak, memakai masker dan juga lebih memperhatikan kebersihan serta kesehatan.

Jika untuk kebaikan atau perlindungan diri, kita berani berubah, bagaimanakah dengan kehidupan iman kita di tahun 2020? Perubahan-perubahan iman apakah yang sudah kita lakukan di tahun ini, di tengah masa kesukaran dalam pandemi Covid-19? Apakah kita berusaha menghadirkan perubahan diri kita karena Kristus ataukah kita sedang berusaha mengubah Kristus untuk kepentingan diri kita? Mari kita periksa doa-doa permohonan yang kita mintakan kepadaNya. Nama Kristus yang selalu diucapkan tetapi karakter dan orientasi kehidupan masih kepada diri sendiri dan bukan kepada Kristus. Syukur kepada Tuhan, atas kemurahanNya, kita masih diberikan kesempatan untuk berubah menjelang pergantian tahun ini.

2 Petrus 3:9 mengatakan “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Dalam masa advent ini, kita diajak untuk membuka hati dan kehidupan kita, bahwa Tuhan sungguh amat baik. Tuhan merindukan kita semua selamat. Tuhan tidak pernah menginginkan kebinasaan dalam kehidupan umatNya. Dia masih menyediakan kesabaranNya, yaitu waktu kehidupan untuk kita berbalik dan bertobat. Bahkan, dalam kuasa RohNya, Ia mau menolong dan memampukan kita berubah. Ia hanya menunggu kesediaan dan kesungguhan kita.

Perubahan dalam iman yang diwujudkan dengan pertobatan dan pembaharuan hidup bukan hanya sekedar untuk diri kita sendiri. Tetapi ketika kita berani berubah, orang-orang di sekitar kita akan turut mengalami dan merasakan perubahan tersebut. Keputusan kita untuk berani berubah dapat menjadi kesaksian yang meneguhkan, menguatkan dan bahkan mendorong orang-orang di sekitar kita untuk juga bersedia dan bersungguh berubah dalam hidup mereka menjadi lebih benar dan lebih baik di hadapan Kristus. Tuhan memampukan kita selalu.

Forum Pendeta


Minggu, 13 Desember 2020

ANDA RAGU?

Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih, dalam situasi sulit dan serba terbatas pada masa pandemi ini, pernahkah anda mengalami keraguan? Ragu untuk melangkah, ragu untuk membuat perencanaan, atau bahkan meragukan apakah Tuhan itu hadir dan turut terlibat dalam perkara kehidupan manusia? Keraguan adalah sifat manusiawi dan sebetulnya menjadi awal yang baik untuk berproses bergulat memaknai kehidupan yang dipercayakan kepada kita. Hanya sayangnya, manusia lebih memilih untuk mengikuti keraguannya, lalu memikirkan sisi-sisi buruk dan menjadi semakin buruk dengan ketakutan-ketakutan.

Memang, kita hidup dengan banyak keterbatasan. Ada beragam hal yang di luar kendali kita, bahkan di luar pemikiran kita. tetapi kenyataan itu tidak boleh menjadi pembenaran atas sikap keragu-raguan yang kemudian membuat kita terlena untuk pasrah dan menyerah dengan keadaan. Ketika kita menyatakan diri sebagai orang beriman, maka itulah yang harus diperjuangkan. Iman bukan untuk membuat semuanya menjadi masuk akal dan dapat dipetakan dengan baik oleh akal pikiran manusia. Ketika kita berbicara tentang iman, maka kita tidak sedang bicara mengenai teori atau rumusan doktrin. Iman justru membuat kita yang terbatas, dapat memaknai kehidupan dan terus berjalan dengan langkah tegap. Iman adalah sikap hidup sehari-hari yang berlandaskan/berpegang pada kebenaran Ilahi.

Oleh karena itu, ketika ragu melanda, jangan terhanyut. Pakailah hikmat dan akal budi yang sudah Tuhan taruhkan dalam kehidupan kita sebelum kita mendengarkan perasaan-perasaan kita. Dengan hikmatNya, kita bergumul untuk mengenali diri kita dengan lebih baik, mengenali maksud dan kehendak Tuhan yang mempercayakan keadaan tertentu dalam hidup kita, yang kemudian akan menghantar kita melangkah dengan kepala tegak menghadapi hari depan. Yohanes Pembaptis melalui murid-muridnya juga memiliki seulas ragu mengenai Sang Mesias, yang dituturkan dalam Matius 11:2-3. Tetapi dalam segala keterbatasannya karena pemenjaraan, Yohanes tidak membiarkan ragu menguasai dirinya. Ia memilih untuk datang kepada Sang Firman Kebenaran, menggali dan mencari jawabnya. Tentu saja, ragu tidak segera berbalas kepastian. Yohanes Pembaptis dan murid-murid ditantang justru untuk membuka mata dan mengolah kembali imannya. Dengan sangat indah, Tuhan Yesus menyatakan tentang keberadaan Yohanes Pembaptis sebagai utusan yang mendahului jalannya Mesias. Perkara kehidupan Yohanes dipakai oleh Allah menyatakan maksud dan rencanaNya. Kalau hal tersebut terjadi pada kehidupan Yohanes Pembaptis, bukankah hal yang sama dapat terjadi pada kehidupan Saudara dan saya? Kita sedang mengerjakan maksud Tuhan yang sudah dipersiapkanNya. Berjalanlah bersamaNya, bertanyalah padaNya dan peganglah firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” Tuhan Yesus memampukan selalu.

Forum Pendeta


Minggu, 20 Desember 2020

NATAL PERTAMA DAN NATAL KEDUA

Tidak terasa, hari ini kita memasuki minggu advent ke-4. Malam Natal dan Natal telah semakin mendekat. Ada beberapa pertanyaan menarik jika berbicara seputar Natal. Pertanyaan tersebut diantaranya : Apakah di malam Natal kita sudah dapat mengucapkan “Selamat Natal” ataukah masih “Selamat menyambut Natal”? Saya juga teringat pada tahun 2018, ketika GKI Pengadilan mempersiapkan Natal untuk para korban gempa dan tsunami Pasigala, Pendeta yang melayani Gereja Bala Keselamatan waktu itu, mengutarakan istilah “Natal Kedua”. Terus terang, baru kali itu saya mendengar istilah tersebut. Setelah saya ajak bicara lebih lanjut, Natal kedua menurutnya adalah tanggal 26 Desember. Tetapi sejak itu, saya semakin penasaran dengan masa seputar hari Natal. Di tahun ini, ketika Komisi Liturgi dan Musik GKI SW Jawa Barat (KLM GKI SW Jabar) menerbitkan liturgi untuk Masa Raya Natal yang dimulai dari advent pertama hingga minggu epifani, saya merasa bersyukur karena KLM GKI SW Jabar menjawab pertanyaan saya tentang Malam Natal tersebut. Dan saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi Saudara sekalian.

Selama ini, kita terbiasa menggunakan istilah Ibadah Malam Natal untuk mengidentifikasi ibadah yang diselenggarakan pada tanggal 24 Desember malam sedangkan Ibadah Natal untuk mengidentifikasi ibadah yang diselenggarakan pada tanggal 25 Desember. Dalam kaidah penulisan bahasa Indonesia, istilah Malam Natal sebenarnya menunjukkan kondisi ”malam sebelum hari Natal”. Artinya, kita belum memasuki Natal. Padahal ibadah yang biasa kita selenggarakan pada tanggal 24 Desember (di sore hari) adalah ibadah saat gereja merayakan kelahiran Yesus alias Natal itu sendiri. Hal ini tampak dari teks leksionari yang dibaca yaitu Lukas 2:1-20. Teks tersebut menceritakan peristiwa malam ketika Yesus dilahirkan. Ditambah lagi ritus penyalaan lilin Natal (Candle Light Service) yang diiringi dengan nyanyian Malam Kudus semakin menunjukkan bahwa dalam ibadah tersebut kita merayakan Natal, lahirnya Kristus Sang Terang Dunia. Dengan kata lain, pada tanggal 24 Desember malam, kita sudah merayakan Natal. Sedangkan ibadah yang dilakukan pada tanggal 25 Desember disebut dengan Natal kedua.

Berdasarkan penjelasan tersebut, biarlah kita bisa bersukacita mempersiapkan Natal pada tahun ini di tengah segala keterbatasan karena situasi. Kristus yang lahir di tengah kerentanan dan keterbatasan tetap merupakan konteks yang relevan dengan kita saat ini.

Forum Pendeta


Minggu, 27 Desember 2020

MENYONGSONG TAHUN YANG BARU

Berapa banyak di antara kita yang mengisi aktivitas di rumah saja selama pandemi tahun 2020 ini dengan menonton serial online? Entahkah, drama Korea yang banyak digandrungi masyarakat saat ini, ataukah serial sitkom, action, dan masih banyak lagi jenisnya yang bisa menjadi pilihan tontonan mengisi waktu. Biasanya serial seperti ini tidak hanya 1 season (yang terdiri dari beberapa hingga puluhan episode), melainkan beberapa season sehingga membuat rasa penasaran mendekati selesainya season 1 apakah ceritanya akan berakhir, apakah persoalan utama dari sang tokoh terselesaikan ataukah ada kejutan apa lagi yang muncul menjelang berakhirnya season tersebut.

Tentu saja, saat ini kita tidak akan membahas salah satu judul serial online. tetapi, menarik untuk direfleksikan bahwa hidup kitapun saat ini seperti di penghujung season 2020. Sepanjang tahun ini merupakan episode-episode kehidupan kita, ada suka-duka, tawa dan air mata, pergumulan, kebingungan, kesuksesan dan segala macam hal bercampur jadi rangkaian yang indah, membuat penasaran dan penuh kejutan. Kita tidak tahu season 2021 akan seperti apa. Tetapi satu hal yang kita tahu bahwa Sang Pencipta, Allah Trinitas, telah memegang seluruh rancangan kehidupan kita. Hari demi hari yang akan kita lalui, episode-episode kehidupan yang akan kita jalani. Pertanyaannya adalah, kalau untuk serial online kita memiliki antusiasme dan rasa penasaran yang tinggi, apakah perasaan yang sama juga muncul ketika kita menyongsong season baru kehidupan kita di tahun 2021?

Firman Tuhan dalam Yesaya 55:8-11 mengatakan Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Walau banyak liku-liku kehidupan, pegangan kita ada pada janji kebenaran firman Tuhan. Memang plot kehidupan yang Tuhan sediakan tidak dapat diterka ke mana arahnya tetapi penyertaanNya sempurna bagi kita. Yang kita perlukan justru dari dalam diri kita, semangat dan pandangan positif untuk tahun 2021. Menjalani hari demi hari dengan pengharapan akan sesuatu yang baik yang Tuhan nyatakan. Bagaimana jika hari-hari terasa sendu dan suram? Tenang saja, Allah tidak akan membiarkan kita, seperti pelangi sehabis hujan, kita percaya, itulah juga yang akan kita alami. Jangan pernah berhenti berharap dalam pemeliharaan Allah. Tuhan memberkati selalu.

Forum Pendeta