MINGGU ADVEN
Gereja memiliki tradisi dalam menghayati karya Tuhan dalam kehidupan manusia. Tradisi yang pertama dihayati adalah Minggu Adven atau masa masa penantian. Gereja mengajak umat-Nya untuk mempersiapkan diri dalam masa penantian kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Dalam menolong umat yang menghayati masa penantian ini, gereja memfasilitasi dengan dekorasi berwarna ungu serta menyalakan lilin adven. Warna ungu memiliki makna kesederhanaan, kerendahan hati, dan kesiapan untuk bertobat serta menghadapi kedatangan Kristus yang akan datang. Lilin Adven dapat dimaknai sebagai sebuah upaya pengingat bahwa dalam setiap minggu umat menyalakan sebuah harapan seraya mempersiapkan dirinya untuk menyambut Natal sebagai sebuah perayaan iman.
Pada adven Pertama yang dilakukan pada saat ini, setiap simpatisan dan anggota jemaat diajak untuk menghayati pengharapan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Harapan dan penyerahan diri tidak dilakukan secara pasif tetapi dengan terus mempersiapkan diri dengan berjaga jaga. Injil Markus 13:33-37 menerangkan bahwa manusia tidak akan tahu kapan Kerajaan Allah akan hadir. Namun, ketidaktahuan yang dimiliki mendorong setiap manusia untuk dapat terus berjaga dengan melakukan setiap karya yang Tuhan sudah ajarkan. Karya Tuhan yang mendatangkan damai sejahtera dan sukacita dalam kehidupan setiap hari.
Menyongsong hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus dapat dijalani dengan penuh kesadaran serta keyakinan bahwa karya Tuhan perlu dinyatakan. Umat diajak untuk mewujudkannya sebagai sarana penantian di dalam iman yang telah Tuhan ajarkan. Marilah kita mengisi masa penantian ini dengan hidup dalam damai dengan saudara kita, mengampuni serta memaafkan mampu diterapkan sebagai sikap dalam masa penantian ini. Setiap orang juga mampu membagikan sukacita bagi sesamanya dengan menjadi orang yang memberikan kata kata penguatan satu dengan yang lain agar setiap orang yang ditemui memiliki pengharapan. Selamat manghayati masa Adven, Tuhan memampukan kita.
Forum Pendeta
MENGISI WAKTU
Kehidupan yang cepat hari ini membuat kebanyakan orang menjadi sulit untuk menunggu. Padahal menunggu menjadi bagian dari kehidupan manusia yang memiliki segudang misteri. Contoh, orang yang baru selesai studi menunggu panggilan kerja, orang yang sudah menikah menunggu kehadiran kelahiran anak terkasih, dan mengantri dalam pembuatan dokumen pribadi pun kebanyakan orang menunggu. Akan tetapi, dalam proses menunggu ini manusia kadang kala terjebak dalam sikap yang terburu buru. Sikap tersebut membuat beberapa orang memilih untuk memotong waktu dengan cara apapun. Dalam iman Kristen, setiap orang diajak memiliki spiritualitas menunggu yang menuntun pada pengharapan sejati. Namun, orang Kristen tidak hanya sekadar menunggu dengan kosong melainkan perlu mengisinya dengan kegiatan kegiatan yang positif dalam kehidupan. Salah satu contohnya adalah melakukan pertobatan setiap hari. Mengapa hal itu perlu dilakukan? Mari kita selami pengakuan Injil Markus 1:18.
Injil Markus 1:18 mengisahkan perjalanan kehidupan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kehadiran Tuhan. Pada saat itu orang orang mendambakan kehidupan yang bebas dari tekanan penjajah. Orang banyak menunggu kehadiran Mesias yang akan menyelamatkan hidup mereka dari tekanan yang ada. Namun, mereka tidak memperhatikan kehidupan yang dijalani selama proses menunggu tersebut. Yohanes hadir untuk mengingatkan bahwa setiap orang yang menunggu dapat mengisi waktu penantian dengan melakukan pertobatan dalam kehidupannya. Pertobatan menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang menantikan kedatangan Dia. Hal ini dikarenakan, setiap pertobatan yang dilakukan menolong setiap orang untuk mampu menantikan kedatangan Tuhan dengan terus memurnikan hatinya.
Sikap yang dilakukan oleh Yohanes dengan mempersiapkan jalan Tuhan dengan membaptis menuntun setiap orang pada kesadaran tentang pentingnya pertobatan. Pertobatan yang tidak hanya sekadar di mulut tetapi mewujud nyata dalam kehidupan. Setiap orang Kristen diajak untuk mampu melakukan pertobatan setiap hari sebagai sarana untuk memurnikan hatinya. Marilah setiap orang menghidupi pertobatannya masing masing agar ketika Tuhan datang kembali kita menjadi siap menyambutnya. Selamat memasuki Adven yang kedua dan isilah waktu yang sudah Tuhan anugerahkan dengan pertobatan sejati.
Forum Pendeta
MENEMUKAN MAKNA SUKACITA
Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan sukacita dalam kehidupan ini. Kita memiliki standard dalam kehidupan untuk menentukan sebuah sukacita dalam diri sendiri. Ada orang yang menjadi sukacita ketika mendapat banyak materi, ada juga yang bersukacita ketika menjadi sehat, dan orang menjadi sukacita akibat apa yang dirancangkan menjadi kenyataan. Semua sukacita yang menjadi standard kita berpusat pada diri sendiri. Bagaimana ketika hal tersebut tidak terjadi dalam kehidupan ini. Apakah kita akan menjadi kecewa dan berputus asa karenanya? Realita ini yang menjadi tantangan bagi kita saat ini karena meletakkan sukacita menurut pemahaman pribadi. Oleh sebab itu, marilah kita menemukan makna dari sukacita sejati yang dapat ditemukan di dalam Tuhan.
Injil Matius 6:33-34 mengajarkan tentang bagaimana setiap orang percaya agar mampu hidup bergantung pada Tuhan. Dalam pengajaranNya, Tuhan Yesus Kristus mengingatkan kepada banyak orang untuk dapat terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah dengan segala kebenaranNya. Ketika mencari kebenaran Kerajaan Allah, setiap orang dituntun untuk menemukan sukacita sejati dalam kehidupan. Apa itu? Ketenangan serta damai sejahtera yang membuat setiap orang tidak menjadi kuatir akan kehidupan ini. Tuhan Yesus Kristus menerangkan hal tersebut karena Ia memahami bahwa setiap orang selalu mencari sukacita yang semu karena menaruhkan standard dalam dirinya. Hal ini mengajak setiap orang untuk terus berproses di dalam Tuhan untuk menemukan sukacita sejati dalam kehidupannya.
Kisah yang dituliskan dalam Injil Matius membukakan bagi kita sebuah pemahaman bahwa sukacita tidak terletak pada diri sendiri. Sebaliknya, sukacita sejati dapat dialami ketika setiap orang mampu menemukan ketenangan serta damai sejahtera dalam kehidupan. Ketenangan serta damai Sejahtera membuat kita dapat terus memiliki pengharapan dalam menghadapi situasi sulit hari ini. Oleh karena itu, temukanlah sukacita sejati hanya di dalam Tuhan yang memberi ketenangan serta damai sejahtera.
Forum Pendeta
KEPEDULIAN YANG MENGHADIRKAN SUKACITA
Sukacita merupakan sebuah perasaan yang dimiliki setiap individu dalam kehidupan ini. Perasaan ini muncul biasanya diakibatkan adanya kesukaan besar di dalam hati. Sukacita yang berasal dari dalam hati biasanya juga dapat meluap sehingga terwujud dalam bentuk perbuatan nyata. Akan tetapi, perasaan sukacita ini kadang tidak dimiliki oleh setiap orang. Ada beberapa faktor yang menghalangi perasaan sukacita dalam hati seseorang. Faktor kesibukan serta tekanan pekerjaan yang membuat seseorang tidak mampu merasakan sukacita dalam hatiya karena merasa kelelahan. Ada juga faktor hati yang terluka akibat perilaku orang lain terhadapnya sehingga sukacita tidak mampu menguasai hati. Beberapa faktor tersebut kadang membuat sukacita menjadi luruh sehingga tidak dapat terealisasikan dalam perbuatan nyata. Bagaimana kita menghadirkan sukacita yang nyata dalam kehidupan?
Kisah tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus pertama kali disampaikan kepada para gembala yang sedang menjaga kawanan domba (Lukas 2: 8 20). Para gembala yang menjadi kelompok terpinggirkan akibat pekerjaannya menerima berita sukacita ini. Hal ini mungkin menjadi sesuatu yang menarik karena mereka yang tidak “dianggap” dalam komunitas menjadi aktor utama yang menerima berita ini. Kabar kelahiran ini membuat mereka bersukacita di dalam hidupnya meskipun mereka tetap menjadi gembala. Mengapa mereka mampu bersorak girang? Mereka bersukacita bukan karena akan berhenti menjadi gembala setelah mendengar kabar kelahiran tetapi karena Yesus Kristus menunjukkan kepedulianNya bagi mereka yang terpinggirkan. Bagi para gembala kepedulian Yesus Kristus sudah cukup mengubahkan hati mereka yang penuh dengan kekuatiran dengan sukacita melimpah.
Kelahiran Tuhan Yesus Kristus menunjukkan kepedulianNya bagi kehidupan manusia saat ini. Kepedulian tersebut memenuhi ruang di dalam hati yang hampa akibat faktor eksternal dalam diri. Kelahiran Yesus Kristus dalam kehidupan sudah cukup untuk membalut hati yang lelah dengan sukacita yang Ia berikan. Peristiwa ini akan mendorong setiap orang untuk mampu meneruskan kepedulian Tuhan agar sukacita dapat dirasakan banyak orang. Marilah kita merayakan kepedulian Tuhan dengan meneruskan sukacita agar setiap orang mampu merasakan kelahiranNya.
Forum Pendeta
TAHUN BARU
Tahun baru merupakan momen yang dinantikan oleh kebanyakan orang di dunia ini. Namun, tidak semua orang juga merasa bahwa tahun baru merupakan sebuah momen yang perlu dirayakan bersama. Ada beberapa faktor yang membuat beberapa orang merasa bahwa tahun baru tidak perlu dirayakan. Salah satunya adalah orang-orang yang sedang bergumul dengan kehidupannya. Hidup yang sulit membuat beberapa orang perlu terus berjuang setiap hari sehingga tidak sempat memikirkan perayaan dalam memasuki tahun baru. Peristiwa ini merupakan sebuah realita dalam kehidupan yang tidak dapat dikesampingkan. Bagaimana kita menghadapi realita kehidupan yang hadir? Apa yang dapat kita lakukan ketika tahun baru sudah ada di depan mata?
Ada sebuah nyanyian iman yang dituliskan dalam Mazmur 121, pemazmur menggambarkan sebuah kegetiran dalam kehidupan. Ia mencari pertolongan ke atas gunung tempat yang diyakini sebagai “rumah Tuhan”. Namun, ia menjelaskan bahwa di sana tidak ditemukan pertolongan dalam menghadapi kehidupan yang sukar. Perenungan imannya berhenti pada keyakinan bahwa hanya Tuhan tempat ia menerima pertolongan. Tuhan tidak pernah terlelap dalam menjaga umatNya yan g terus berada dalam naunganNya. Pengakuan iman inilah yang membuat pemazmur yakin bahwa Tuhan selalu menjaganya dalam perjalanan kehidupan. Perjalanan yang tidak mudah dapat ditempuh bersama dengan Tuhan yang terus menolong dan memberi kekuatan.
Realita kehidupan yang sulit mungkin menjadi tantangan setiap orang percaya, pergumulan pun menjadi sesuatu yang menyesakkan dada. Namun, setiap orang percaya memiliki Tuhan Yesus Kristus yang telah lahir dalam kehidupan ini. Tuhan yang hadir menjadi penolong sehingga menguatkan setiap kita untuk melangkah dalam kesukaran hidup. Dalam memasuki tahun yang baru kita diajak untuk terus mengarahkan hati serta pikiran kepada Tuhan yang telah lahir. Kita dapat menaruhkan setiap pergumulan yang dihadapi dengan berpegang pada Tuhan. Setiap pergumulan yang dijalani dapat dihadapi dengan terus berpaut pada Tuhan Sang Empunya kehidupan. Marilah, kita songsong tahun baru dengan keyakinan bahwa Tuhan terus beserta dan menjadi sumber kekuatan kita.
Forum Pendeta