Januari 2023

LANDASAN PERENCANAAN

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa hari esok merupakan misteri. Memang betul bahwa kita tidak pernah tahu akan hari esok, namun bukan berarti tidak ada suatu hal pun yang bisa kita persiapkan. Sebagaimana sejak awal penciptaan, kita mengimani bahwa Allah kita ialah Sang Perencana Agung, di mana Ia mempersiapkan dan merancangkan segala sesuatu, demikian pulalah sikap hidup yang harus kita jalankan. Hidup kita bukan seperti air mengalir, hanya mengikuti situasi serta kondisi yang ada. Hidup yang penuh dinamika ini harus kita jalani dalam persiapan dan perencanaan yang baik, karena hal tersebut adalah cermin kehidupan kita sebagai manusia yang dikatakan segambar dan serupa dengan Allah. Karena begitu antusiasnya, banyak orang
memulai sebuah perencanaan dengan mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya, memetakan kelebihan dan kekurangannya serta menelusuri harapan-harapannya. Hal-hal ini tidak salah, hanya penempatannya bukanlah pada posisi yang pertama. Hal pertama yang harus kita lakukan dalam mempersiapkan dan membuat perencanaan adalah mendasarkan pemikiran kita dengan landasan yang kokoh yaitu kebenaran Firman Tuhan. Ini yang sering terlupakan dalam pembuatan perencanaan. Hal pertama merupakan tempat untuk kita kembali dan menyegarkan langkah kita dalam mengerjakan perencanaan dengan segala kompleksitas masalah yang kita hadapi. Dalam hal pertama inilah, kita punya kekuatan untuk mengarahkan segala sesuatunya pada tujuan semula. Dan untuk itu, kita hanya bisa mendapatinya dalam firman Tuhan.

Pernyataan Ayub ketika ia menjalani pergumulannya dapat menjadi landasan kita dalam membuat perencanaan, seperti yang dituliskan dalam Ayub 42:2 demikian, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Ada tiga hal yang penting dalam pernyataan Ayub bagi kita untuk memulai membuat rencana ke depan.

  • Aku tahu. Pengetahuan Ayub dibentuk oleh pengalamannya menjalani pergumulan yang ia tidak dapat mengerti. Dalam ketidaktahuannya, Ayub tetap memakai imannya untuk dapat belajar dan dimampukan memaknai peristiwa kehidupannya yang tidak mudah. Bagaimana pengetahuan kita akan karya Allah pada perjalanan tahun 2022 yang telah kita lewati? Adakah makna-makna yang dapat kita peroleh dan menumbuhkan iman kita dalam melangkah di tahun yang baru ini? Jika belum, maka segeralah mengambil waktu untuk memaknainya.
  • Engkau (Allah) sanggup melakukan segala sesuatu. Pernyataan ini merupakan ungkapan iman yang menyadari bahwa dalam hidup manusia yang serba terbatas, selalu tersedia kuasa Tuhan yang melampaui akal pikiran manusia. Inilah kekuatan untuk kita melangkah di dalam perencanaan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
  • Tidak ada rencana-Mu yang gagal. Bagaimanapun baiknya perencanaan manusia, jika tidak ditempatkan dalam “wadah” rencana Allah, maka pelaksanaannya bisa jadi tidak menentu arah karena mengikuti situasi dan kondisi. “Wadah” rencana Allah ini mutlak kita perlukan untuk membentuk dan mengarahkan perencanaan kita menjadi alat bagi kehadiran kemuliaan Allah sehingga kita bukan mengejar kepuasan manusiawi dalam pencapaian-pencapaian. Allah yang akan memampukan kita mengerjakan setiap detail perencanaan yang kita taruhkan dalam ”wadah” rencanaNya.

Umat yang terkasih, marilah di minggu pertama tahun 2023 ini, kita mengokohkan hal pertama dalam menyusun segala perencanaan kita agar dapat melangkah dengan mantap sepanjang tahun ini. Kiranya di tahun 2023, kehendak dan rencana Tuhan terjadi sempurna dalam kehidupan kita.

Forum Pendeta


VISI 2023

Pada minggu lalu, mengawali tahun yang baru, kita telah belajar untuk membuat landasan perencanaan yaitu dalam iman akan kebenaran firman Tuhan. Dengan landasan perencanaan yang kokoh inilah, kita diajak untuk memandang ke depan dengan penuh
pengharapan. Kehidupan seperti apa yang akan kita alami di akhir tahun 2023?. Akan menjadi pribadi yang bagaimanakah kita di akhir tahun 2023?. Bahasa yang lebih populer mengenai hal ini adalah membuat visi. Visi pribadi mutlak diperlukan, sehingga hidup kita bukan sekedar diisi oleh harapan-harapan melambung nan ideal tetapi hanya bergerak di ranah pemikiran semata. Kita harus memikirkannya secara serius, tidak sekadar melanjutkan resolusi-resolusi yang kita buat tahun demi tahun namun pelaksanaannya seperti jauh panggang dari api. Visi kehidupan pribadi kita harus selaras dan didasarkan pada landasan yang telah kita persiapkan yaitu iman akan kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu, visi kehidupan kita mulai tahun 2023 tidak bisa lagi berbicara “tentang saya”, melainkan seharusnya “tentang Tuhan yang berkarya melalui hidup saya.”

Berbicara mengenai karya Tuhan, maka segala sesuatunya tidak dapat dimaknai secara individualistis atau egois. Sayangnya, banyak umat Tuhan yang telah bertahun-tahun menjadi percaya, ternyata kehidupan kekristenannya masih seputar dirinya dan penghayatan untuk menerima berkat-berkat untuk pemenuhan dirinya saja. Kita tentu bersyukur bahwa dalam karya kasih-Nya yang besar, Allah memilih menyelamatkan kita dari dosa dan maut sebagai upah dosa. Keselamatan dalam Yesus Kristus telah memberikan kepada kita suatu kehidupan dan visi yang baru sesuai dengan rancangan dan maksud Allah yaitu menjadi pembawa terang dalam kehidupan dunia ini. Untuk itu, diperlukan kesediaan untuk selalu berpijak pada kebenaran firman Tuhan yang menjadi landasan. Firman Tuhan secara dinamis akan berbicara dengan relevan pada konteks kehidupan masing-masing pribadi. Jika kita menjauhkan diri dari firman Tuhan, memperlakukan firman Tuhan hanya sebatas pengetahuan ataupun juga cerita masa lalu, akan membuat kita kehilangan arah dan pegangan untuk menjalankan kehidupan ini. Setiap orang percaya dipanggil
untuk menyadari bahwa teks dan konteks yang disajikan dalam Alkitab memiliki muatan yang sangat berharga sebagai landasan. Hal ini akan memampukan setiap orang percaya memakai waktu yang dianugerahkan kepadaNya dengan efektif dan maksimal mengerjakan rancangan dan maksud Allah.

Dalam menjalani visi, kita ditantang untuk membuka diri dan pemikiran terhadap berbagai perkembangan dan situasi yang ada, menempatkan segala dinamikanya di dalam hikmat Roh Kudus, yang berkarya secara supranatural, agar melalui kehidupan kita, karya kasih penyelamatan Allah dapat tetap dinyatakan dan menghasilkan perubahan kehidupan secara meyeluruh dalam lingkungan di mana kita berada. Di sinilah pentingnya kesadaran, kepekaan dan kesungguhan kita untuk mengkolaborasikan setiap hal yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita agar kita selalu diperbaharui untuk dapat membawa terang bagi kehidupan sekitar kita. Marilah kita merenungkan, menggumuli visi 2023 bagi kehidupan kita. Tuhan Yesus menolong dan memampukan kita selalu.

Forum Pendeta


MENJADI SUNGGUH BERARTI

Sudahkah Saudara memikirkan mengenai kehidupan kekristenan macam apa yang akan dinyatakan di tahun 2023 ini? Apakah dengan semakin rajin beribadah, atau mau mencoba berkomitmen untuk ambil bagian dalam pelayanan di gereja? Hal-hal tersebut tentu saja benar tetapi belumlah cukup untuk menyatakan kesungguhan kita sebagai seorang kristen. Kita ditantang untuk memiliki cara pikir yang luas. Jangan pernah memandang kita adalah pusat dari kehidupan yang sedang kita jalani. Perjalanan kehidupan kita bukan sekadar berbicara mengenai diri kita, melainkan harus terarah dan terfokus pada Tuhan, yang telah merancangkan kehidupan ini. Apa fokus Tuhan untuk kita? Untuk itu, kita harus kembali kepada firman-Nya. Berulang kali dalam pengajaran kepada murid-muridNya, Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehadiran para murid di dunia adalah untuk membawa berita mengenai anugerah Allah yang dikerjakan dalam kehidupan Yesus hingga kematian dan kebangkitanNya. Salah satu perintah Tuhan untuk hal ini, dicatat dalam Kisah Para Rasul 1:8b “.. dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Menjadi seorang Kristen berarti kita berani membaktikan kehidupan kita, dimanapun dan kapanpun Tuhan tempatkan untuk menjadi saksiNya. Mempersaksikan Kristus secara nyata melalui kehidupan kita yang penuh suka dan duka, beragam tantangan dan penderitaan. Dalam keadaan apapun, jangan pernah berhenti untuk menyatakan kesaksian yang memuliakan Allah. Hal ini karena dalam keterbatasan, kita tidak pernah dapat mengetahui karya yang sedang Allah persiapkan dan kerjakan. Bahkan hal-hal yang dipandang dengan negatif oleh manusia karena berisi kesengsaraan dan bukannya kebahagiaan tidak menjadi halangan mempersaksikan kehadiran, kuasa dan anugerah Kristus.

Kesaksian kehidupan seorang kristen, semakin diuji ketika diperhadapkan antara kebenaran dan kepentingan diri sendiri. Inilah ujian kebenaran seorang saksi Kristus. Akankah kesempatan ini dimanfaatkan atau tetap bertahan? Ketika sebagai orang Kristen, kita tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri, maka kita akan mengalami justru Tuhan sedang berkarya dalam diri kita untuk maksud yang lebih besar lagi. Tuhan rindu memakai situasi kehidupan kita saat ini untuk menyatakan anugerahNya bagi lebih banyak orang. Maukah kita memberi diri dengan merelakan kepentingan pribadi, keselamatan diri sendiri demi orang lain mendengarkan tentang Yesus? Penderitaan, sakit penyakit, kesukaran bahkan kebangkrutan bukanlah halangan Tuhan bekerja di dalam kita. Karya-karyaNya ajaib. Mari kita memakai waktu dan kesempatan yang ada menunjukkan kesungguhan kekristenan kita dalam kesaksian hidup yang nyata setiap hari sehingga bagaimanapun kehidupan yang kita jalani, kita menjadi sungguh berarti. Tuhan Yesus memampukan selalu.

Forum Pendeta


MENYAMBUT TANTANGAN DALAM KEPEDULIAN

Pernahkah Saudara mendengar istilah “homo homini lupus“? Istilah ini dicetuskan oleh Thomas Hobbes seorang filsuf asal Inggris, yang berarti manusia adalah serigala bagi sesamanya. Alasannya adalah semua manusia bergulat dengan tantangan kehidupan dan memiliki hasrat kemenangan bagi dirinya. Untuk itu, segala cara dan daya dikerahkan. Hal ini seolah menjadi natur manusia karena perilaku demikian telah dapat dicermati dari sejak manusia masih anak-anak. Keinginan untuk memenangkan sesuatu yang dia inginkan baik dari orang tua maupun teman sepermainan, melahirkan tindakan yang ofensif. Perhatikan bagaimana anak-anak ketika menghendaki sesuatu dari orang tuanya dan tidak segera mendapatkannya. Dalam hal inilah Hobbes melihat sisi gelap manusia. Ada naluri kebinatangan, yakni serigala, yang kuat dalam diri manusia. Sebagai orang percaya, kita dapat membaca sisi gelap ini sebagai tarikan dosa yang menjauhkan manusia dari kehendak dan rancangan Allah.

Sebagai orang yang hidup dalam keselamatan, sudah seharusnya kita tidak menjadi homo homini lupus. Betapapun beratnya tantangan yang harus kita hadapi, sesama yang Tuhan tempatkan di sekitar kita, bukanlah objek untuk pemuasan hasrat atau bahkan sekedar alat untuk mencapai keinginan kita. Anugerah Tuhan selalu menyatakan pada kita bagaimana kepedulian itu berlaku bahkan di tengah sulitnya situasi kehidupan. Karena kita hidup oleh anugerah Tuhan, maka anugerah itulah yang memampukan kita memiliki sikap hidup yang berbeda, bahkan bertolak belakang dengan pandangan Hobbes tersebut. Alih-alih menjadi serigala bagi sesama, kita justru dipanggil untuk peduli pada mereka. Dengan sangat tegas, dalam Matius 5 : 7, Tuhan Yesus menyatakan “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Kata murah hati di dalam Alkitab Perjanjian Baru khususnya, memakai kataeleos [yunani], compassion [inggris], compassio [latin], yang artinya adalah menderita bersama, bela rasa. Dari kata compassion itu juga diturunkan kata patient, pasien, orang yang sakit, yang menderita. Murah hati, dengan demikian, adalah kesediaan untuk ada bersama dengan mereka yang sedang menderita. Walaupun mungkin di saat yang sama, kita juga sedang menderita dan berbeban berat.

Menunjukkan kepedulian dengan sikap kemurahan hati berarti tidak pernah hitung-hitungan. Semua yang diberikan selalu yang terbaik, sebab sama seperti untuk diri sendiri. Dan wujud yang paling utama dari sikap murah hati adalah memberi diri. Hal ini nyata dalam teladan Yesus, yang walaupun menghadapi situasi yang berat hingga mati di kayu salib, Ia tetap menyatakan kepedulian-Nya untuk keselamatan manusia. Sikap ini yang kemudian disebut sebagai pengurbanan (sacrifice), bersedia untuk mengambil resiko yang paling besar, memberikan nyawanya demi orang lain, bahkan musuh sekali pun! Ini murah hati. Mari kita nyatakan kekristenan kita di tahun 2023 ini dengan kesediaan untuk tetap peduli pada sesama dengan penuh kemurahan hati, bukan untuk pemuasan ambisi, hasrat atau keinginan pribadi sekalipun dibungkus dengan kata-kata bernuansa agamawi. Kiranya hikmat Tuhan memampukan kita selalu.

Forum Pendeta


JANGAN MENYERAH MESKI TAK MUDAH

Ada banyak pandangan yang cukup menggetarkan ketika kita memasuki tahun 2023. Bayang-bayang krisis resesi global, persiapan tahun politik dan lain-lain. Hal-hal tersebut dirasa tidak mudah untuk dijalani, apalagi di tengah perubahan-perubahan dalam kehidupan. Misalkan saja, perubahan kelas/tingkatan pendidikan, bekerja ataupun mengalami pemutusan hubungan pekerjaan, menikah, menjadi orang tua, memiliki anak mantu, mengalami sakit/kelemahan tubuh bahkan ketika ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi. Keterbatasan kita sebagai manusia, membuat segala sesuatunya nampak tidak jelas dan bahkan membebani hati kita. Bagaimana sikap kita menghadapi situasi-situasi tersebut? Kita harus senantiasa berpegang pada identitas diri sebagai orang beriman. Dengan imanlah, kita menyikapi situasi tersebut sebagai tantangan untuk mau beradaptasi, mempelajari keadaan, bergumul dan terus berjuang.

Salah seorang tokoh Alkitab yang dapat kita pelajari dalam menjalani fase hidup yang tidak mudah adalah Yairus, seorang kepala rumah ibadat. Hal ini dituliskan dalam Injil-Injil Sinoptik. Sebagai kepala rumah ibadat, dia tidak luput dari pergumulan, dan saat itu yang membebani hatinya adalah kondisi anak perempuannya yang sedang sakit dan hampir mati. Yairus menunjukkan dirinya sebagai Yahudi yang berbeda. Dalam kebanyakan sikap orang Yahudi menganggap anak apalagi perempuan dengan perlakuan
yang berbeda. Tetapi Yairus tidak. Dia mengasihi anaknya, dia ingin agar anaknya selamat dan tetap hidup. Ia tidak menyerah. Karena itulah, ia mencari Yesus, bahkan tersungkur di depan kaki Yesus. Ia tidak mempedulikan statusnya sebagai kepala rumah ibadat, di mana ahli Taurat dan orang Farisi bersikap memusuhi Yesus. Dengan imannya kepada Yesus dan kasihnya yang besar kepada anaknya, ia menunjukkan di depan orang banyak yang mengerumuni Yesus, bahwa bagi dirinya, Yesus adalah harapan
kesembuhan untuk anaknya. Cerita Yairus berlanjut, ketika tiba-tiba keluarganya memberitahukan bahwa anak perempuannya telah meninggal. Keadaan yang sudah final menurut manusia. Tetapi Yesus menguatkan Yairus untuk tetap percaya dan tidak takut. Kuasa Tuhan nyata dengan membangkitkan anak itu.

Kisah Yairus menjadi inspirasi bagi kita semua. Meletakkan segala kebanggaan diri, identitas diri di bawah kaki Tuhan untuk dapat mengalami kuasa Tuhan yang nyata yang mengubahkan kehidupan kita. Dengan iman, di tahun 2023 ini, kita akan mengalami karya Tuhan yang indah meskipun dalam situasi yang tidak mungkin dalam pikiran manusia. Bersama Tuhan Yesus, dalam segala situasi pasti ada jalan keluar. Bagian kita adalah tetap beriman, dan tidak menyerah. Karya kasih dan kuasa Tuhan melampaui pemikiran manusia. Mari berjuang menjalani kehidupan di tahun 2023 ini. Tuhan Yesus memampukan kita selalu.

Forum Pendeta