
31 OKTOBER : MENSYUKURI 56 TAHUN PERJALANAN HIDUP BERJEMAAT GKI PENGADILAN – TUMBUH DALAM KEBERSAMAAN
Perjalanan kehidupan dalam segala suka dan duka seringkali terasa cepat. Tidak terasa perjalanan kehidupan GKI Pengadilan telah dipimpin dan dimampukan Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, selama 56 tahun. Berbagai dinamika pelayanan mewarnai kesungguhan GKI Pengadilan untuk menjadi sarana dan alat di tangan Tuhan dalam memperjumpakan umat dengan Tuhan. Di dalamnya, senantiasa ada pembelajaran dan pengajaran yang Tuhan sediakan untuk membentuk jemaat GKI Pengadilan sebagai jemaat yang mengerjakan kehidupannya dalam terang kebenaran firman Tuhan. Tentu, apa yang ada saat ini belumlah sempurna. Masih banyak hal yang perlu dikerjakan, dibenahi, bahkan diubah agar semakin seturut dengan kehendak Sang Kepala Gereja.
Proses pembentukan yang dijalani oleh jemaat GKi Pengadilan bukan hanya terkait dengan Majelis Jemaat, Pengurus Badan Pelayanan Jemaat, ataupun para aktivis dalam bidang pelayanan tertentu yang mereka geluti. Proses ini terkait dan mengikat kita semua, baik itu anggota jemaat maupun simpatisan, karena kita semua dihadirkan Tuhan di tempat ini bukan karena kebetulan. Perjumpaan kita secara pribadi dengan Tuhan baik itu melalui doa, firman, pujian, perenungan dan interaksi satu dengan yang lain dalam pertemuan-pertemuan ibadah menjadi dasar yang kuat bahwa kita semua memiliki bagian dan tanggung jawab terlibat dalam pembentukan Tuhan.
Ketika membentuk umat-Nya, Tuhan selalu menghadirkan mereka dalam kebersamaan persekutuan. Dalam Perjanjian Lama, kebersamaan persekutuan umat Tuhan diikat dengan hubungan darah sebagai orang Israel. Tetapi, dengan pengurbanan Tuhan Yesus di kayu salib, maka persekutuan umat Tuhan adalah bagi semua orang yang percaya kepada-Nya yang melampaui hubungan darah, bahkan melampaui tempat dan waktu. Kita, sebagai orang percaya, terikat satu dengan yang lain. Dan dalam keadaan kita saat ini, berada di tengah jemaat GKI Pengadilan menolong kita untuk mengingat bahwa kita senantiasa ada dalam ikatan tersebut.
Oleh karena itu, dalam rangka mensyukuri perjalanan kehidupan GKI Pengadilan, marilah kita membuka tangan kita untuk menggenggam tangan saudara yang Tuhan tempatkan bersama kita dalam komunitas GKI Pengadilan. Marilah kita membuka hati kita untuk dapat saling memahami, mengubah diri dan saling mengasihi. Dan kita mulai mengerjakan pertumbuhan bersama sebagai komunitas yang akan dimampukan Tuhan menghasilkan buah-buah kehidupan yang mempermuliakan nama-Nya.
Forum Pendeta
10 NOVEMBER: HARI PAHLAWAN NASIONAL TELADANI PAHLAWANMU, CINTAI NEGERIMU
Hari minggu ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional. Pada tahun ini, peringatan hari Pahlawan bertemakan “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Kita dipanggil untuk meneladani para pahlawan, yaitu semangat dan ketekunan mereka memberikan diri, keseluruhan hidup, demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam diri para pejuang, tidak pernah terbersit sedikitpun bahwa mereka melakukan pengorbanan demi untuk dihargai dan dihormati sebagai pahlawan. Mereka hanya berfokus pada kemerdekaan dan kebebasan Indonesia dari penjajahan. Para pahlawan, tanpa memandang status dan latar belakang, berjuang bahu-membahu dalam segala sektor kehidupan hanya karena kecintaan mereka pada negeri ini.
Memberikan diri sepenuhnya, berjuang sampai titik darah penghabisan atas dasar cinta, merupakan konsep yang tidak asing di telinga kita sebagai orang Kristen. Kristus telah memberikan diri-Nya, mengurbankan nyawa-Nya, sehingga kita beroleh kemerdekaan dari dosa. Bagi kita, Kristus bukan hanya sekedar pahlawan, Dialah satu-satunya Juruselamat. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengatakan dalam Surat Galatia 5:13 demikian, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Paulus dengan tegas memperingatkan bahwa mensyukuri karya Kristus dan meneladaniNya, Sang Juruselamat, adalah justru dengan melayani yang lain dengan berlandaskan kasih. Melayani itu berarti memberikan diri sepenuhnya, bukan untuk dihormati dan dihargai, tetapi agar Kristus dipermuliakan, kebenaranNya dinyatakan, dan karya kasihNya tetap dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.
Aspek kedua dari tema Hari Pahlawan 2024 adalah “cintai negerimu”. Kita diingatkan bahwa di negeri ini, Tuhan menempatkan kita seturut dengan rencana-Nya. Mungkin ada banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita dalam situasi berbangsa dan bernegara. Melalui kehidupan bangsa Israel di pembuangan Babilonia, kita diingatkan untuk dapat bersikap di negeri di mana Tuhan menempatkan. Yeremia 29:7 mengatakan, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Mengusahakan kesejahteraan kota tentu bukan dengan kekuatan masing-masing pribadi. Kita dipanggil untuk bergandengan tangan, membangun solidaritas dan kesetiakawanan dan menghidupkan nilai-nilai persaudaraan di negara ini.
Tuhan memakai dan memampukan anak-anakNya untuk berjuang bagi Indonesia dan membangun Indonesia menjadi lebih baik dalam kasih dan keterbukaan untuk merangkul dan bekerja bersama dengan semua unsur tanpa terkecuali.
Forum Pendeta
NYATAKAN SUKACITAMU
Dalam 2 tulisan Sapaan Gembala bulan ini, selalu diawali dengan momen spesial yang diperingati sesuai tanggal tertulis. Sapaan Gembala saat ini, mengedepankan tanggal 17 November, yaitu hari ini. Kita akan merayakan momen hari ini. Mungkin ada pertanyaan di benak kita, ada momen spesial apakah di hari ini yang kita peringati? Jika ditelusuri, momen secara global ataupun nasional memang tidak ada yang khusus. Tetapi bisa saja secara personal, ada di antara kita yang merayakan ulang tahun, ulang tahun pernikahan, mengenang yang kita kasihi ataupun hal-hal lainnya. Namun, mungkin juga ada yang menganggap tidak ada momen spesial di hari ini.
Sebagai orang kristen, kita dipanggil untuk merayakan dan memperingati hari ini sebagai hari yang spesial karena hari ini dijadikan Tuhan. Hal ini telah dikatakan oleh pemazmur dalam Mazmur 118:24-25 (TB), demikian “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!” Panggilan pemazmur untuk bersukacita atas hari ini dilanjutkan dengan doa permohonan kepada Tuhan yaitu keselamatan dan kemujuran. Maksud pemazmur dengan kedua hal tersebut adalah perlindungan dan penyertaan Tuhan dalam setiap hal yang dijalani di hari ini. Hal ini terjadi dalam penghayatan iman pemazmur bahwa ia dapat merayakan hari ini dalam sukacita hanya karena perlindungan dan penyertaan Tuhan yang nyata, yang mengalir dari kasih Tuhan yang sempurna.
Panggilan pemazmur ini menjadi penting bagi kita saat ini. Kesibukan dan banyaknya tuntutan yang harus diselesaikan seringkali membuat kita melewatkan momen hari ini. Hari ini hanya terlihat sebagai rangkaian kegiatan dan kesibukan. Fokus atau pusat dari hari ini ada pada diri kita, artinya hal-hal yang harus kita capai atau kita bereskan. Akibatnya, tidak selalu kita dapat bersukacita ketika menjalani hari, bisa saja keluhan, atau umpatan yang mengalir keluar dari diri kita menggantikan sorak-sorai yang seharusnya terjadi. Panggilan pemazmur mengajak kita mengalihkan fokus hari ini bukan kepada diri kita melainkan kepada Tuhan. Tuhanlah yang sudah menyediakan hari ini dan memperkenankan kita mempergunakannya dalam berbagai kegiatan yang tujuannya bukan kepada diri kita semata-mata tetapi justru untuk mempermuliakan dan memperkenalkan nama-Nya dalam setiap perbuatan kita.
Selamat atas hari ini untuk Saudara sekalian. Tuhan yang menjadikan hari ini untuk Saudara, biarlah Saudara dapat bersukacita dan bersorak-sorai di hari ini, sehingga memampukan Saudara mengerjakan segala persoalan dan pergumulan. Tuhan Yesus memberkati.
Forum Pendeta
HARI MINGGU KRISTUS RAJA
Dalam kalender gerejawi, hari minggu ini merupakan puncak tahun liturgi dan diberi nama Hari Minggu Kristus Raja. Perayaan hari Minggu Kristus Raja ditetapkan oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. Pada saat itu, keadaan pemerintahan dunia sedang bergolak. Umat Kristen sebagai bagian dari warga dunia juga dilanda kecemasan, kebingungan dan bahkan perasaan tidak berdaya. Gereja menyerukan peringatan kepada umat Tuhan bahwa meskipun situasi dunia tidak menentu, kita memiliki pemerintahan yang mengatasi seluruh pemerintahan dunia, pemerintahan yang dipimpin oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana penegasan Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 18:36 yang mengatakan, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.”
Kristus hendak menyatakan bahwa ada kuasa yang jauh lebih besar, yang mampu mendatangkan damai sejahtera, kebenaran dan keadilan, melebihi pemerintahan dunia yang sedang berlangsung. Kerajaan-Nya berarti bahwa Kristus-lah Sang Raja di atas segala raja. Dialah yang memerintah dengan kemahakuasaan dan kekekalan-Nya. Tidak ada satupun pemerintahan dunia yang sanggup menandingi kuasaNya. Pemerintah dunia mengupayakan damai dan kestabilan kondisi dengan tindakan kekerasan bahkan perang yang membawa banyak korban, maka pemerintahan Kristus mendatangkan damai sejahtera justru dengan perwujudan kasih Sang Raja yang mengurbankan diri-Nya sendiri demi menyelamatkan semua manusia. Pemerintahan Kristus melampaui segala teritori karena Ia bertahta dalam diri setiap pribadi dan mengubahkan mereka.
Untuk itulah, umat diminta untuk menaruhkan pengharapan dan kehidupan di dalam Dia, dan menjalankan keseharian di bawah pimpinan pemerintahan dunia dengan cara yang berbeda sehingga orang lain dapat merasakan adanya kuasa Tuhan yang sanggup mengubahkan dan memberikan damai. Hal ini sudah diajarkan Tuhan Yesus sebelumnya, dalam Doa Bapa Kami yang dituliskan dalam Injil Matius 6:10 : “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Ketika setiap orang percaya dengan kesungguhan memohon agar Kerajaan Tuhan dinyatakan, hal ini juga berarti bahwa mereka bersedia dengan setia dan tekun membuka hidup seluas-luasnya sebagai alat untuk menyatakan Kristus yang memerintah dan memimpin kehidupan mereka untuk dapat mengerjakan kehendak-Nya yaitu kebenaran, kasih dan keadilan secara nyata di bumi ini.
Kristus adalah Sang Raja dalam kehidupan kita. Mari jadikan kehidupan kita sebagai tahta-Nya, di mana Ia menjalankan pemerintahan-Nya dengan sepenuhnya dalam seluruh aspek kehidupan kita. Melalui keberadaan kita yang terbatas, kasih dan kuasa Kristus yang tidak terbatas sebagai Penguasa Kehidupan, akan dapat dirasakan oleh orang-orang sekitar kita. Kristus, Sang Raja akan memampukan kita selalu.
Forum Pendeta


