November 2016

 

ikon-program-pokok-gki-pengadilan-bogor

Minggu, 6 November 2016

HIDUP YANG DIPAKAI ALLAH BAGI MISI-NYA

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Selamat berjumpa kembali dalam Sapaan Gembala pada hari ini, hari Minggu tanggal 6 November 2016 dan oleh karenanya, kami mengucapkan: Selamat beribadah kepada Saudara semua, dalam Kebaktian Umum 1, 2, 3, Kebaktian di Pos Jemaat Kracak, Kebaktian Remaja dan Kebaktian Pemuda, bahkan Kebaktian Anak (bagi anak-anak Sekolah Minggu). Harapan kami, Saudara dapat mengikuti dan mengisi kebaktian-kebaktian tersebut dengan penuh semangat, sukacita dan ketakjuban kita kepada Tuhan Allah Bapa dalam Tuhan Yesus Kristus yang memelihara hari-hari kehidupan kita dalam jalan kehidupan kita yang kita hidupi sampai saat ini.

Bagaimana kita memandang hidup yang kita hidupi sampai hari ini? Itulah yang penting. Hidup yang kita hidupi, bukanlah hidup biasa, dalam arti semua makhluk hidup membutuhkan oksigen, ia bernafas dengan paru-parunya, jantungnya berdetak dan kita beraktifitas melakukan perbuatan ini dan itu. Hidup seperti ini yang disebut dalam bahasa Yunaninya bios, sebab hidup yang kita hidupi haruslah hidup yang dipakai Allah bagi misi-Nya. Hidup seperti ini dalam teks bahasa Yunaninya disebutkan zoe. Zoe, itulah hidup yang berkualitas, hidup yang sejati, yang harus terus menerus kita perjuangkan sampai kita mati. Hidup yang telah Tuhan Yesus Kristus tempuh sebagai Anak Manusia, sebagaimana Firman-Nya: “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa-Ku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Hidup Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Manusia yang dijalaninya dalam usia-Nya yang 33 tahun saja, sampai Tuhan terangkat (naik) ke surga. Kita harus dengan sadar memperjuangkan agar hati, pikiran, perasaan dan kehendak kita menjadi seperti hati, pikiran, perasaan dan kehendak Tuhan Yesus Kristus, sehingga kita dalam segala hal dan segala sesuatu terus menerus menjadi semakin segambar dan serupa dengan Tuhan Yesus Kristus dan pada suatu saat nanti kita akan diubahkan dan dibaharui menjadi sempurna, sama seperti Tuhan Yesus Kristus yang maha sempurna, datang kembali.

Bagaimana misi Allah bagi dunia ini? Di dalam injil Matius 11:4 Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. 11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Itulah misi Allah di dunia ini, bahwa kita harus membawa kabar baik di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang terus menerus menyembuhkan orang-orang sakit dari berbagai penyakit dan menghidupkan kembali kemanusiaan kita yang hancur oleh dosa sehingga ada pertobatan, yang mengubahkan dan membaharui kita dalam segala hal dan segala sesuatu sampai ia bermuara dalam dalan hidup kekal, yaitu hidup yang pernanen bersama dengan Tuhan Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus serta para malaikat-Nya serta seluruh umat tebusan-Nya yang dibangkitkan-Nya.

Forum Pendeta


Minggu, 13 November 2016

MEMPERJUANGKAN HIDUP DI HARI INI DALAM PENGHARAPAN 

AKAN AKHIR ZAMAN

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Ajaran tentang akhir zaman sering kali berputar di persoalan kapan, bagaimana dan apa yang akan terjadi? Setiap agama mempunyai konsep tentang akhir zaman, yang sering disebut dengan suatu istilah yaitu kiamat, mereka menghidupinya dan memperjuangkannya. Hal itu juga yang dilakukan oleh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dalam mendasari perjuangan mereka dengan semangat akhir zaman. Pembawa acara mengatakan entah bagaimana konsep akhir zaman memberikan kenyamanan bagi pemeluk agama ketika merasa tidak berdaya dalam kehidupan masa kini. Tayangan ini sangat menarik untuk disimak dalam rangka merenungkan dan mempertanyakan kembali kekristenan yang menghidupi dalam penghayatannya tentang akhir zaman. Dalam Injil Lukas 21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Lukas 21:18 Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Lukas 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu. Ada 3 hal yang perlu ditekankan, yaitu: 

  1. Melakukan kehendak Tuhan dengan setia akan berhadapan dengan tantangan dan hambatan yang tidak mudah. Memperjuangkan nilai hidup dalam Kristus adalah perjuangan yang menyangkut seluruh keberadaan hidup para murid. Yesus Kristus ingin mengajak para murid untuk melihat resiko terpahit menjadi pengikutnya, jangan kaget jika hal itu terjadi atau bahkan Yesus Kristus menegaskan semua pasti terjadi dan kamu alami. Menakutkan? Pasti iya tetapi jangan berhenti di ayat ini agar kita tidak patah arang.
  2. Selanjutnya memperjuangkan hari ini dengan sebaik mungkin di dalam berkat dan penjagaan Tuhan Yesus Kristus. Situasi dan kondisi yang terjadi begitu berat untuk diterima dan dihadapi tetapi percayalah bagaimana cara Allah menjaga murid-Nya. Firman-Nya: Tidak sehelaipun adalah bentuk penegasan betapa Allah menjaga dan memelihara umat-Nya sebaik mungkin.
  3. Kesetiaan bukanlah hal yang sia-sia. Kebertahanan menghadapi masa sulit membuat kita memperoleh hidup. Tuhan Allah Bapa menganugerahkan kehidupan dari kesetiaan kita menghadapi masa-masa sulit.

Ketika peristiwa telah terjadi, Yerusalem telah runtuh dan hidup terus berjalan dalam rentang waktu yang kita tidak ketahui kapan berakhir, bagaimana kita menghayati tentang akhir zaman? Nubuatan Tuhan Yesus Kristus bukanlah omong kosong, jika demikian nubuatan itu kita jadikan andalan kita, yang kita pegang teguh dan kita andalkan. Ketika Tuhan Yesus Kristus menjadi sosok Anak Manusia yang kita andalkan, jangan lupa bahwa ayat 18-19 adalah kepastian yang juga Ia kerjakan dalam hidup kita. Jika penderitaan, penindasan dan bencana datang silih berganti dalam kehidupan manusia maka yang terpenting, Tuhan Allah Bapa adalah yang dapat kita andalkan untuk melewati pengalaman tersebut. Berita akhir zaman dihidupi untuk menumbuh-kembangkan pengharapan dan semangat menghargai hari ini dan kebergantungan penuh kepada Allah. Hanya kepada Allah-lah adalah pihak yang kita andalkan di hari ini untuk menyongsong hari depan. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang adalah jaminan dari pemeliharaan kasih-Nya. Setidaknya berita akhir zaman membuat kita semakin gigih memperjuangkan dikaiosune (keadilan) dan agape (kasih) di tengah kehidupan yang penuh dengan pertikaian, kebencian, kemarahan dan penindasan. Janganlah kita goyah dan marilah terus memperjuangkan dalam pertolongan-Nya. Berbicara tentang akhir zaman menjadi berarti dalam memperjuangkan keadilan dan kasih Tuhan Yesus Kristus di masa kini dalam waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita.

Forum Pendeta


Minggu, 20 November 2016

YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Pada hari Minggu ini menurut kalender gerejawi merupakan Minggu Kristus Raja. Pada hari Minggu Kristus Raja pada tahun 2016 ini mengambil tema: Yesus Kristus Raja Surgawi Sejati. Kita sebagai umat percaya memperhatikan karya Tuhan Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya bagi kehidupan gereja-Nya dan seluruh alam semesta ini, sampai pada kesimpulan bahwa sebenarnya Kristuslah Raja – pemilik kemaha-kuasaan, kemaha-besaran, kemaha-tinggian dan kemaha-muliaan – yang sejati. Utamanya, melalui kegembalaan yang dijalani Yesus dengan setia atas umat-Nya melintasi waktu. Pada sisi yang lain, pengakuan Yesus Kristus Raja Surgawi Sejati dalam kaitannya dengan Masa Adven mau mengingatkan umat terhadap dua hal. Pertama, dalam kerangka menyambut Masa Raya Natal (=Lahir) bahwa sosok Manusia: Yesus Kristus, Sang Bayi itu bukanlah Bayi biasa, tetapi Ia adalah Raja Surgawi Yang Mahakuasa, yang sudah dinubuatkan sebelumnya. Kedua, dalam kerangka menantikan Tuhan Yesus Kristus datang kembali (=parousia) ditegaskan bahwa Raja yang akan datang kembali itu adalah Raja Ilahi dan Surgawi yang akan hadir sebagai Hakim yang mahaadil dan mahakasih atas orang-orang yang hidup dan yang mati.

Di dalam surat Kolose 1:15-16, pernyataan “Gambar Allah” tidak bermakna ontologis (mengenai keberadaan), melainkan bersifat penyataan (mengenai apa yang dikerjakan). Artinya, Tuhan Yesus Kristus menjadi perwujudan Allah Bapa dalam kehidupan manusia. Dialah pembawa dan pengantara kuasa Allah Bapa – kuasa yang menciptakan dan memeliharakan – dalam hubungannya dengan umat manusia yang mengorganisir hidupnya di luar Allah. Yang sulung dari segala yang diciptakan tidak boleh diartikan dalam kategori waktu, seolah-olah Yesus Kristus termasuk dalam ciptaan sebagai yang pertama dari segala yang diciptakan. Gelar ini, Yang sulung, terdapat dalam Mazmur 89:28, “Aku pun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi. Hal ini menunjuk kepada martabat dan fungsi yang dijalankan Yesus Kristus: Dialah Tuhan atas ciptaan yang tidak mempunyai saingan siapa pun dan oleh-Nya segala sesuatu diciptakan. Keutamaan Yesus Kristus atas ciptaan ini dijelaskan lebih lanjut dalam ayat ini dengan mengatakan bahwa segala sesuatu diciptakan di dalam Diaoleh Diauntuk Dia. Di sini nampak betapa luasnya soteriologi (ilmu tentang penyelamatan) yang ada pada Paulus, bahwa Yesus Kristus bukan hanya Penyelamat, Ia adalah juiga Pencipta, Penguasa dan Tujuan dari segala sesuatu. Tindakan keselamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus itu dihubungkan dengan peranan-Nya sebagai Pencipta segala sesuatu dan Tuhan atas sejarah. Untuk Dia menunjuk kepada gerak sejarah – sejarah yang diciptakan dan dikuasai Allah dan yang melaluinya, Allah melaksanakan maksud-Nya – yang secara pasti mengarah kepada tujuan penggenapan seluruh tindakan Allah itu sendiri. Saudara-saudara, bagaimanakah sikap kita terhadap Yesus Kristus? Apakah kita akan menolak atau menerima Yesus Kristus sebagai Raja Surgawi Sejati atas hidup kita?

Forum Pendeta


Minggu, 27 November 2016

BERJAGA-JAGALAH

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Hari Minggu ini adalah hari Minggu Adven yang pertama. Makna sebagai awal Tahun Liturgi adalah umat mengamati kehidupan dan karya Tuhan Yesus Kristus sebagai landasan iman dan sikap etis di dalam menghadapi realitas kehidupan saat ini dan ke depan. Umat menghayati kehidupan di masa ini dengan segala pergumulannya dalam perspektif pengharapan dan penantian akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali. Melalui kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang pertama, umat merenungkan karya keselamatan Allah dalam inkarnasi Sang Firman Allah menjadi manusia. Sebaliknya, melalui kedatangan-Nya kembali, umat menempatkan seluruh pengharapan dan imannya yang menantikan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Dengan demikian, umat percaya hidup di antara dua dimensi kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan-Nya kembali. Dalam menjalani kehidupan di masa kini umat mempunyai landasan iman yang berpijak pada karya keselamatan Allah yang sudah dikerjakan dalam penebusan Kristus dan pengharapan akan janji keselamatan Allah di depan yang akan dinyatakan dalam kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.

Dalam makna teologis di awal Tahun Liturgi yang terjadi pada Minggu Adven I ini, sebagai Gereja kita menghayati iman kepada Tuhan Yesus Kristus dalam perspektif reflektif eskatologis. Artinya ia bersifat reflektif karena umat mengingat dan menghayati karya penyelamatan TUHAN, Allah Bapa, yang telah terjadi dalam inkarnasi dan karya penebusan Tuhan Yesus Kristus. Sedangkan ia bersifat eskatologis karena umat meletakkan seluruh pengharapan imannya kepada penantian kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus sebagai Hakim yang maha kuasa dan Raja yang maha mulia. Dengan demikian orientasi iman dan pengharapan umat tidak hanya tertuju kepada peristiwa karya penyelamatan TUHAN, Allah Bapa, pada masa lampau, tetapi memaknainya  pada masa kini sampai pada janji Allah dengan menyongong kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus ke dunia ini. Ketegangan iman yang berada di tengah-tengah kedua kedatangan Tuhan Yesus Kristus tersebut justru merupakan tindakan dan sikap iman umat percaya yang dinamis kreatif, sehingga umat percaya mampu menghayati panggilan dan perannya di tengah-tengah realitas pergumulan yang dihapinya. Ziarah hidup di masa kini dihayati secara penuh kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai dasar dan tujuan yang utama.

Jujur, realitas kehidupan yang kita jalani tidaklah selalu berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita sering tergoda dan larut dalam kenikmatan dan gemerlapnya dunia ini. Hati kita terbuka lebar untuk menerima janji dan tawaran dunia ini, sehingga kita berpaling kepada segala macam bentuk kedagingan kita. Kita tidak bersungguh-sungguh dan berjaga-jagalah, tetap sadar dan terus siuman, karena saat kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus, kita dalam keadaan tidak sadar diri bahwa kita berada dalam pelukan dan cengkeraman dunia ini. Firman Tuhan Yesus Kristus kepada seluruh umat manusia dalam injil Matius 24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

Forum Pendeta