
IMAN YANG TETAP TEGUH
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!” (1 Korintus 15:58)
Integritas iman berarti tetap teguh dalam keyakinan kepada Tuhan meskipun hidup tidak selalu mudah. Banyak orang mengikut Tuhan selama keadaan baik, tetapi ketika pencobaan datang, mereka mulai ragu serta terpikir untuk meninggalkan. Padahal justru di saat-saat sulit itulah iman kita diuji dan dimurnikan. Tuhan tidak mencari orang yang sempurna, tetapi orang yang setia. Kesetiaan bukan hanya tampak ketika semua berjalan lancar, tetapi ketika kita memilih tetap percaya meski doa belum dijawab.
Dalam dunia yang penuh kompromi dan ketidakpastian, berdiri teguh dalam iman bisa menjadi tantangan besar. Akan ada tekanan dari lingkungan, pekerjaan, bahkan dari orang-orang dekat. Namun janji Tuhan bagi mereka yang tetap setia sangat besar. Dia menyertai dan menguatkan mereka yang bersandar penuh kepada-Nya .Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap giat melayani Tuhan dan menjalani hidup sesuai kehendak-Nya. Meskipun tidak selalu terlihat hasilnya secara langsung, Tuhan tidak pernah melupakan kerja keras dan iman yang teguh.
Paulus dalam surat kepada jemaat di Korintus mengingatkan bahwa mengikut Tuhan bukan hanya sekedar mengisi waktu luang, akan tetapi perlu didasari oleh iman yang teguh dan berintegritas sehingga setiap pencobaan dapat dihadapi dengan baik. Sikap iman ini merupakan peringatan bagi setiap kita yang hidup di era modern saat ini yang dekat dengan pembangkangan iman. Oleh sebab itu, tetaplah memiliki iman yang teguh dalam situasi dan kondisi apa pun karena Tuhan menilai kesetiaan yang kita miliki.
Forum Pendeta
SETIA DALAM HAL KECIL
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10)
Iman seorang Kristen tidak selalu terlihat dalam hal-hal besar. Justru seringkali Tuhan menguji hati kita lewat perkara-perkara kecil. Apakah kita tetap jujur ketika tidak ada yang melihat? Apakah kita menepati janji, sekalipun terlihat sepele? Apakah kita melayani dengan hati, walau tak dihargai? Tuhan memperhatikan kesetiaan kita dalam keseharian. Ia melihat bagaimana kita bekerja, berbicara, memperlakukan orang lain, dan menjalani hidup di luar gereja. Kadang orang hanya ingin terlihat rohani di depan umum, tetapi di balik layar hidupnya jauh dari nilai-nilai Kristus. Di sinilah integritas diuji.
Kesetiaan dalam hal kecil membentuk karakter. Ia melatih kita untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya, baik oleh manusia maupun oleh Tuhan. Saat kita belajar jujur dalam hal kecil, seperti tidak menipu dalam laporan keuangan, tidak mengambil barang yang bukan milik kita, atau berkata benar meski berat, Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk tanggung jawab yang lebih besar. Kesetiaan merupakan hal yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang sedang terjadi. Mampukah kita melakukan hal tersebut?
Ajaran Tuhan Yesus Kristus dalam Lukas 16:10 menerangkan kepada kita untuk dapat bertahan dalam perkara-perkara kecil. Tuhan Yesus Kristus sendiri mengajar bahwa kesetiaan dalam perkara kecil akan membuka pintu bagi perkara besar. Oleh karena itu, jangan remehkan setiap kesempatan untuk hidup benar. Di situlah letak kekuatan seorang murid Kristus: setia, walau tak dilihat; jujur, walau tak dipuji. Lakukanlah meskipun itu sulit!
Forum Pendeta
JANGAN MENJUAL IMAN DEMI KENYAMANAN
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?” (Markus 8:36)
Dunia sering menawarkan kemudahan, kekayaan, dan kesuksesan dengan syarat: kompromi. Godaan untuk berbohong demi keuntungan, menyembunyikan kebenaran demi kenyamanan, atau menyesuaikan iman agar diterima oleh lingkungan adalah hal yang nyata. Namun, iman yang memiliki integritas tidak bisa dibeli. Tuhan Yesus Kristus mengingatkan bahwa tidak ada nilai dunia yang sebanding dengan keselamatan jiwa. Kita bisa sukses di mata manusia, tetapi jika itu mengorbankan kebenaran, maka kita sedang menjual iman kita. Integritas iman artinya memilih taat kepada Tuhan walau tidak populer, tidak menguntungkan, bahkan menyakitkan.
Tuhan Yesus Kristus dalam Markus 8:36 sedang menasihati para murid yang memiliki pemikiran bahwa mengikut Tuhan akan mendapat kenyamanan. Pernyataan Tuhan Yesus Kristus ingin mempertegas tujuan kehadiranNya bukan untuk kenyamanan di dalam dunia. Ia hadir untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terbelenggu oleh dosa yang menyengsarakan. Tuhan juga sedang menunjukkan bahwa keselamatan jiwa adalah sesuatu yang penting dibanding kenyamanan duniawi yang ditawarkan oleh dosa.
Saat ini mungkin kita tidak menghadapi situasi untuk memberikan nyawa, tetapi kita menghadapi tekanan setiap hari: menyontek untuk nilai, menyuap untuk lolos, berbohong untuk aman, atau menyangkali iman agar diterima. Dalam semua itu, Tuhan mencari hati yang tetap teguh. Ia tidak menilai seperti dunia memandang tetapi melihat kedalaman hati umat yang dikasihinya. Mampukah kita bertahan dalam iman kepadaNya?
Forum Pendeta
GEREJA TUHAN YANG TULUS
“Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7)
Kita hidup di dunia yang sering mengutamakan penampilan luar. Banyak orang fokus pada citra rohani, pelayanan yang tampak, atau reputasi di hadapan manusia. Tapi Tuhan tidak tertarik pada semua itu. Ia melihat hati. Ia tahu motivasi terdalam dari setiap tindakan kita. Gereja pun tidak luput dari persepsi seperti manusia yang “mendandani diri” untuk terlihat baik. Kadangkala gereja terlewat untuk dapat memanusiakan manusia yang hadir di dalamnya. Orang yang bepenampilan atau berlatarbelakang biasa saja kadang menjadi minder ketika berada di dalam gereja. Mereka memilih untuk hanya beribadah lalu pulang dalam keheningan tanpa ada yang menyadari. Apakah gereja akan terjebak dalam motivasi terselubung dalam pelayanannya?
Kisah Daud adalah contoh nyata bahwa Tuhan melihat hati bukan tampilan luar saja. Ketika Samuel hendak mengurapi raja, ia hampir memilih berdasarkan penampilan. Akan tetapi, Tuhan menegaskan bahwa Ia melihat hati. Daud, seorang anak muda yang tidak dipandang, justru dipilih karena hatinya yang tulus dan takut akan Tuhan. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, tetapi ketulusan. Orang yang memiliki integritas akan bersedia dikoreksi, bertobat saat salah, dan terus belajar untuk menjadi seperti Kristus. Ia tidak hidup untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Tuhan.
Gereja dalam kehidupan ini dituntut untuk tidak menjadi pemuas bagi segelintir orang saja. Kehadirannya merupakan representasi dari Kerajaan Sorga yang menghadirkan keadilan dan damai Sejahtera. Gereja diajak memiliki mata seperti Tuhan yang menilai orang melalui hatinya bukan penampilannya. Ia juga tidak sibuk mendandani diri dengan bangunan yang megah tetapi juga terus mengoreksi pelayanannya kepada semua orang tanpa terkecuali. Gereja dipanggil untuk dapat melayani dengan tulus tanpa memandang penampilan atau latar belakang yang dimiliki oleh seseorang. Dengan demikian, gereja dapat memanusiakan manusia tanpa terkecuali dengan memberikan pelayanan yang setara.
Forum Pendeta
JADI TERANG LEWAT HIDUP YANG KONSISTEN
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)
Integritas iman bukan hanya urusan pribadi antara kita dan Tuhan, tetapi juga berdampak bagi orang lain. Ketika kita hidup dalam kebenaran, kita menjadi terang di tengah dunia yang gelap. Dunia sedang mencari contoh, bukan hanya ceramah. Ketika kata-kata kita selaras dengan tindakan, orang bisa melihat Yesus melalui hidup kita. Menjadi terang bukan berarti menjadi sempurna, tapi berarti hidup dengan kejujuran dan kasih yang nyata. Ketika orang melihat kita tetap jujur meski sulit, tetap sabar meski disakiti, tetap mengasihi meski dikhianati, itulah kesaksian yang kuat. Konsistensi adalah kunci melatih integritas dalam kehidupan yang telah Tuhan percayakan. Integritas artinya kita tetap sama, baik di gereja, di rumah, maupun di tempat kerja. Tidak ada dua wajah. Tidak ada kepura-puraan. Dunia sudah cukup muak dengan kemunafikan; saatnya anak-anak Tuhan menunjukkan Yesus Kristus melalui karakter yang nyata.
Hidup yang berintegritas bukan hanya memuliakan Tuhan, tapi juga bisa membawa orang lain mengenal Dia. Terkadang, satu tindakan jujur atau satu sikap sabar bisa lebih kuat dari seribu kata-kata. Tuhan Yesus Kristus menekankan pengajaran ini dalam Matius 5:16. Pengajaran yang mengajak setiap orang untuk tidak menjadi palsu dalam kehidupan ini. Hal ini dikarenakan, banyak orang menjalani ritual keagamaan dengan baik tetapi buruk dalam sikap kehidupan. Pengajaran yang Tuhan Yesus Kristus ingatkan menghantar kita untuk mengoreksi dan mengevaluasi kehidupan secara pribadi. Apakah kita sudah benar-benar menerapkan karakter Kristus dalam setiap sendi kehidupan?
Forum Pendeta


