”MINDFULNESS”
Ada sebuah kalimat nasihat yang sering diberikan oleh orang tua pada masa lalu, kurang lebih seperti ini “jadi orang itu perlu sadar dalam menjalani kehidupan”. Kalimat nasihat yang diberikan biasanya menjadi sebuah pertanda bagi seseorang agar dapat mengambil waktu untuk merenung. Perenungan yang diambil bertujuan untuk mampu mengingat serta menangkap setiap kejadian yang telah dilakukan dan akibatnya yang menyebabkan terjadinya pergumulan dalam hidup. Setiap orang yang diminta untuk sadar diri berarti ia diminta untuk sigap menghadapi masa depan yang penuh dengan misteri. Mengapa kalimat nasihat ini sering di ucapkan? Bagaimana setiap orang percaya menghadapi situasi ketika kalimat ini dilontarkan? Mari, kembali menyelami kebenaran Alkitab agar menemukan jawaban atas pertanyaan serta pernyataan yang telah diberikan.
Injil Lukas 24:13-35 mencatat kisah penampakan Tuhan Yesus Kristus kepada dua orang murid yang sedang menuju ke Emaus. Perjalanan yang diawali dengan kesedihan dan kegetiran hidup karena mereka masih tidak memahami makna kematian Yesus Kristus, namun diakh iri dengan sukacita akibat kesadaran yang mereka alami. Murid yang sedang berjalan sedang bersusah hati akibat guru yang mereka ikuti selama ini telah diserahkan untuk disalib. Peristiwa itu menyayat hati mereka sehingga tidak mampu mengingat apa yang tela h Tuhan ajarkan selama ini. Yesus Kristus pun hadir di antara mereka untuk menggali ingatan yang dimiliki. Mereka pun menyadari makna kematian serta kebangkitan yang telah Tuhan nyatakan sebelumnya dalam karya pelayanan selama ini. Akibat kesadaran tersebut mereka menjadi sukacita dan melanjutkan perjalanan. Peristiwa penampakan diri tersebut membawa murid murid menjadi sadar dengan keberadaan Tuhan yang sudah bangkit serta membangkitkan semangat dalam diri mereka.
Manusia acapkali terjebak dalam ketidaksadaran yang membawa mereka tidak dapat beranjak dari pergumulan yang sedang dihadapi. Nasihat yang diberikan untuk menjadi sadar biasanya menjadi sebuah peringatan untuk dapat mengingat dan melihat setiap peristiwa dengan lebih luas. Dalam kisah perjalanan ke Emaus Tuhan Yesus Kristus sedang mengajarkan kepada setiap pribadi untuk dapat mengingat kembali setiap pengajaran yang telah diberikan. Ketidaksadaran dalam diri dapat terjadi karena setiap pribadi enggan untuk mengingat pengajaran yang telah Tuhan berikan. Kebanyakan orang hanya menginginkan solusi yang instan, akibatnya ia tidak akan beranjak dari pergumulan hidup. Melalui pesan Alkitab yang telah direnungkan, setiap orang diajak untuk merenung agar mampu mengingat serta menangkap pengajaran yang telah diberikan. Setiap orang diajak untuk kembali merenung dalam hidupnya agar menjadi pribadi yang sadar dalam kehidupan ini. Selamat menjadi sadar agar mampu terus menjalani kehidupan yang telah Tuhan percayakan.
Forum Pendeta
”WAJAH TUHAN DALAM SESAMA”
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan sesamanya dalam menjalani kehidupan. Pernyataan tersebut kerap kali terdengar ketika melihat realita hari ini yang dipenuhi oleh banyaknya orang orang individualis yang menjalani hidupnya sendirian dengan nyaman tanpa peduli dengan orang lain sementara di lain pihak , banyak penderitaan yang terjadi. Benarkah setiap penderitaan yang terjadi adalah akibat sikap acuh yang sedang terjadi saat ini? Mari menyelami Firman Tuhan untuk menemukan jawaban atas kebingungan yang sedang dialami saat ini.
Tuhan Yesus Kristus dalam karya keselamatan yang dikerjakan menjelaskan fenomena yang terjadi dalam kehidupan pada masa itu. Orang banyak hanya berfokus pada keselamatan dirinya sehingga melupakan keberadaan sesamanya. Matius 25:31-46 menjelaskan pengajaran Tuhan tentang hidup bersama tanpa batas. Orang orang yang dianggap hina kerap kali luput dari pandangan orang yang dianggap beriman. Mereka melupakan keberadaan sesamanya yang hina karena menganggap keberadaannya hanyalah beban semata. Namun, Tuhan Yesus Kristus memakai mereka sebagai perwujudan kehadiranNya. Dalam hal ini Tuhan sedang mengajarkan bahwa keberadaan orang-orang yang terasing ini adalah sarana untuk menemukan wajah Tuhan. Wajah Tuhan terpancar dari penderitaan orang-orang yang terpinggirkan secara sosial. Pengajaran ini diberikan untuk menegur orang-orang yang hanya menghormati sesamanya karena jabatan, status sosial, dll. Oleh sebab itu, melalui pengajaran tersebut Tuhan mau menemukan ketulusan dalam setiap perilaku yang dikerjakan manusia.
Fenomena yang terjadi saat ini bukanlah sebuah barang baru, ternyata sejak jaman Tuhan Yesus Kristus hal ini juga ada. Peringatan yang Tuhan berikan juga menuntun setiap orang percaya untuk mampu hidup dengan sesamanya. Hidup dengan mereka yang terasing serta tersisih akibat kehidupan yang menghantam. Orang percaya diajak untuk menemukan wajah Tuhan dalam diri orang-orang yang menderita dalam hidupnya. Setiap orang tidak hanya pandai mengatakan kasih di dalam gereja melainkan perlu fasih mengerjakannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari temukan wajah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengasihi sesama yang terasingkan agar penderitaan dapat berkurang dan berganti menjadi sukacita kekal.
Forum Pendeta
”APA YANG KAMU CARI?”
Setiap orang dalam kehidupan ini hadir ke dalam dunia memiliki maksud dan tujuan yang telah Tuhan berikan. Namun, seringkali kehendak bebas menjadi penggerak manusia dalam menjalani kehidupannya sehari hari. Hal ini terjadi karena maraknya terjadi sikap koruptif serta kesombongan dalam diri setiap orang. Ego dalam diri menyebabkan tujuan yang telah Tuhan berikan menjadi samar samar bahkan kadang tidak terlihat. Fenomena ini yang mungkin menyebabkan banyak terjadi penderitaan dan peperangan yang terjadi dalam kehidupan. Menyikapi peristiwa yang dekat dengan setiap orang ini, muncullah sebuah pertanyaan reflektif yaitu “ Mengapa setiap orang kehilangan arah tujuan hidup yang telah Tuhan berikan”, Apa yang Tuhan ingatkan bagi setiap orang yang mengikutNya?”. Pertanyaan inilah yang menuntun setiap orang agar kembali melihat Firman Tuhan.
Tuhan Yesus Kristus dalam karya pelayananNya menjumpai sebuah perdebatan dalam kehidupan para murid. Mereka yang berada bersama Tuhan memiliki orientasi yang berbeda dengan misi Tuhan dalam kehidupan. Kisah ini dicatat dalam Injil Markus 10:35-45 yang menggambarkan perdebatan para murid. Mereka lupa dengan tujuan Tuhan yang hadir ke dunia bukan untuk memerintah melainkan melayani. Keinginan untuk mampu berkuasa dan mendapatkan segalanya ternyata menjadi penggerak beberapa murid yang mengikuti Tuhan. Hal ini tentu disadari oleh Tuhan Yesus Kristus. Dalam perdebatan yang terjadi Ia mengingatkan kembali tentang tujuan hidup seseorang. Setiap manusia hadir bukan hanya sekedar untuk memuaskan diri sendiri melainkan mampu melayani serta memberikan diri. Hal ini dikarenakan, dunia membutuhkan orang orang yang mau memberi diri bukan mencari keuntungan bagi pribadi. Oleh sebab itu Tuhan mengingatkan bahwa kehadiranNya adalah untuk menyerahkan nyawa bagi banyak orang agar setiap orang diselamatkan.
Sikap para murid serta pengajaran yang Tuhan Yesus Kristus berikan merupakan sebuah realita dalam kehidupan saat ini. Manusia kehilangan arah tujuan hidupnya namun Tuhan selalu mengingatkannya agar dapat berbalik. Tuhan meneladankan sikap yang tidak mementingkan diri agar setiap orang mampu melayani sesamanya. Marilah setiap kita kembali pada sebuah pertanyaan “Apa yang kamu cari?”. Pertanyaan yang sederhana yang mungkin diberikan Tuhan kepada kita ketika sedang bergumul dalam kehidupan ini. M arilah kita menghayati pertanyaan tersebut dalam kehidupan ini.
Forum Pendeta
”CCTV KEHIDUPAN”
Perkembangan jaman memang sungguh sangat terasa dalam kehidupan hari ini. Manusia banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Dahulu setiap orang harus menulis surat untuk berkomunikasi jarak jauh dengan kerabatnya, kini hanya dengan satu sentuhan saja setiap orang dapat terhubung dengan baik. Tidak hanya sampai disitu, setiap kejadian kini dapat diabadikan dalam sebuah kamera sedangkan dahulu hanya melalui memori di kepala. Bahkan dalam bidang keamanan ada yang namanya CCTV yang merekam setiap peristiwa untuk dijadikan alat bukti jika terjadi sebuah tindak kejahatan. Hal tersebut memang membuat kehidupan ini semakin mudah dan nyaman. Namun sadarkah kita, alasan adanya CCTV dalam kehidupan ini? Pengembangan CCTV mungkin karena perilaku manusia yang sudah tidak dapat dipercaya atau mengesampingkan keberadaan Tuhan yang ada dimana-mana. Pernyataan ini membawa setiap manusia masuk dalam perenungan, “apakah kita lebih takut terekam CCTV dibanding pada Tuhan?” Pertanyaan tersebut menjadi dasar perenungan kita hari ini dalam memaknai kebangkitan Tuhan dalam kehidupan.
Alkitab dalam perjalanan panjangnya berisi Firman Tuhan yang menjadi pengingat bagi para pembacanya melalui pengajaran yang diberikan. Ada sebuah kitab kebijaksanaan bernama Amsal yang ditulis berdasarkan pengalaman iman, sehingga mampu menuntun pada kebijaksanaan. Amsal 15:3
berbunyi “Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik”, kata bijak yang diberikan ini sepintas biasa saja namun jika diamati memiliki makna yang mendalam, bahwa kehidupan manusia saat ini seolah-olah dirinya hidup tidak diawasi oleh Tuhan. Orang banyak melakukan kejahatan seolah-olah Tuhan tidak ada dalam hidup ini. Oleh sebab itu, Amsal mengingatkan setiap orang untuk berhati-hati dalam kehidupan ini. Meskipun ada CCTV yang terbatas mengawasi, namun Tuhan tidak terbatas dalam memperhatikan setiap perilaku manusia.
Manusia yang hidup di dunia ini terus diawasi oleh Tuhan yang telah bangkit. Pernyataan ini membuat saya teringat dengan sebuah lagu pada masa Sekolah Minggu yang berjudul “Mata Tuhan Melihat”. Kira-kira liriknya seperti ini:
“Mata Tuhan melihat
Apa yang kita perbuat
Apa yang baik
Apa yang jahat
Oleh sebab itulah
Jangan berbuat jahat
Ingat, Tuhan melihat”
Perhatikanlah setiap langkah serta perilaku hidup kita karena Tuhan Sang CCTV kehidupan selalu mengawasi orang-orang.
Forum Pendeta